Teknologi

BMKG Bongkar Alasan Indonesia Sering Cuaca Ekstrem

186
×

BMKG Bongkar Alasan Indonesia Sering Cuaca Ekstrem

Sebarkan artikel ini

Klaten.co – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan kalau cuaca ekstrem masih mengancam sebagian besar wilayah Indonesia selama bulan Januari hingga Februari 2024.

“Cuaca ekstrem ini dapat terjadi selama periode puncak musim hujan yaitu di bulan Januari dan Februari,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dikutip dari siaran pers, Minggu (14/1/2024).

Dia menyebut kalau sebagian besar wilayah Indonesia berpeluang dilanda cuaca ekstrem yang menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti hujan lebat hingga sangat lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi.

Baca juga : Pencadangan WhatsApp Bakal Kuras Penyimpanan Google Drive

Dwikorita menerangkan, sedikitnya terdapat tiga penyebab terjadinya cuaca ekstrem di Indonesia. Pertama, Monsun Asia yang menunjukkan aktivitas cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir.

“Kondisi ini berpotensi dapat disertai adanya fenomena seruakan dingin yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian besar wilayah Indonesia,” lanjut dia.

Kedua yakni adanya daerah tekanan rendah yang terpantau di sekitar Laut Timor, Teluk Carpentaria, dan di Samudra Hindia barat Sumatera yang dapat memicu terbentuknya pola pumpunan dan perlambatan kecepatan angin di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan ekuator.

Tekanan itu juga dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan angin kencang di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan Sulawesi bagian selatan, serta berdampak pada peningkatan gelombang tinggi di perairan sekitarnya.

Ketiga yaitu aktivitas gelombang atmosfer, yang mana itu masih menunjukkan kondisi signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan potensi cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan, yaitu fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang terbentuk bersamaan dengan aktifnya gelombang Rossby Ekuatorial.

Baca juga : Kominfo Pastikan Insentif 5G Segera Cair ke Operator Seluler

“Kondisi tersebut dapat meningkatkan aktivitas konvektif serta pembentukan pola sirkulasi siklonik di wilayah Indonesia,” papar Dwikorita.

Maka dari itu BMKG mewanti-wanti masyarakat untuk senantiasa waspada terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai dengan kilat atau petir dan angin kencang hingga sepekan ke depan.

Sementara untuk daerah dataran tinggi atau rawan longsor dan banjir, Dwikorita meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak yang ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, dan berkurangnya jarak pandang.

“Sebaiknya, secara berkala atau sebelum beraktivitas, masyarakat memantau informasi cuaca yang dikeluarkan resmi oleh BMKG. Dengan begitu dapat lebih antisipatif jika sewaktu-waktu terjadi cuaca ekstrem,” pungkasnya.

 

Cek Berita dan Artikel Klaten.co yang lain di Google News dan Jangan lupa di Follow ya Guys